Tahajud Atasi Depresi
Depresi akrab dengan kehidupan dr Sulistyo M Agustini SpPK, pembina Korps Sukarelawan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Malang, Jawa Timur. Ia gampang cemas dan panik. Ia pun kerap merasa tertekan batinnya.
Gangguan ini dialami Agustini sejak kecil. Tepatnya, sejak ditinggal sang ibu, almarhumah S Hermiani, ketika usianya baru menginjak 12 tahun. “Sejak ibu meninggal, saya sakit-sakitan, sampai berkeluarga saya juga sering sakit-sakitan, tapi saya tidak mengerti itu dampak dari depresi yang lama karena saya tidak pernah merasakan itu menjadi suatu gejala atau gangguan psikologis,” ujarnya.
Ia melewati semuanya sendirian. Jatuh bangun sendirian, begitu dia mengistilahkan. “Setiap saya mengalamai sakit tak ada bimbingan sehingga persoalan-persoalan hidup tidak bisa teratasi sendiri,'’ ujar Agustini.
Beruntung, kemudian ia kenal dengan Prof Dr Moh Sholeh Mpd PNI, ahli terapi shalat tahajud yang juga Guru Besar IAIN Surabaya. Dengannya, ia mengaku banyak belajar bagaimana shalat khusyuk dan shalat tahajud. Ia pun mempraktikkannya secara rutin. Makin hari, ia terasa makin terikat batinnya dengan Sang Khalik. “Batin menjadi tenteram dan tidak merasa sendiri lagi,” ujarnya tentang manfaat tahajud.
Di tengah malam ia selalu bermohon kepada Allah. Ya Allah hari ini saya banyak persoalan, saya hanya manusia lemah, saya mohon kekuatan-Mu. ”Ternyata itu yang membuat saya makin tenang menjalani berbagai persoalan. Saya bisa lebih sabar, emosi saya bisa dikendalikan,'’ ujarnya kepada Republika Senin (26/3).
Menurut dokter yang dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang jurusan Patologi Klinik ini, sudah beberapa tahun ini ia men-dawam-kan shalat tahajud. Ia juga tak segan untuk meresepkan tahajud kepada pasien-pasiennya. “Jadi apapun sakitnya sebaiknya dibantu dengan shalat tahajud, dengan memohon kesembuhan pada Allah. Meminum obat itu hanya satu sarana untuk menyembuhkan.
Ia mengaku kini makin hari hidupnya makin tenang. ‘’Alhamdulillah, dengan shalat tahajud rasanya hidup ini tidak ada sulitnya. Pasti ada solusinya yang langsung diberi oleh Allah SWT,'’ ungkap ibu tiga anak ini.
Kebesaran Allah SWT kembali terbukti saat ia melaksanakan ibadah haji tahun 2002. Sejak berangkat dari Tanah Air, mantan kepala Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Kabupaten Malang ini merasa saat puncak pelaksanaan ibadah haji, kemungkinan besar dirinya sedang datang bulan. Apalagi dia adalah tipe wanita yang sikus haidnya selalu tepat.
Namun diluar dugaannya, ampai selesai wukuf di Padang Arafah, ia belum datang bulan. Padahal, ia tidak mengonsumsi obat-obatan apapun. “Alhamdulillah saya diberikan kemudahan, saya di sana tidak hidup dengan siklus yang sebenarnya. Bagi saya itu menjadi suatu keanehan yang luar biasa,” ujarnya. Maka seluruh sunah dan rukun haji dilaksanakannya tanpa hambatan.
Kejadian di Masjid Nabawi juga menambah keimanannya. Saat itu, dia jatuh sakit sehingga berpikir tidak akan bisa melakukan shalat Arbain. “Saya sudah pasrah karena badan saya demam, panas tinggi seperti terbakar. Bahkan saya merasa tidak bakal hidup lebih lama lagi,” ujarnya.
Ia duduk di pinggiran masjid, sampai kemudian datang seorang wanita tua yang membawa air zamzam di tangannya. Wanita itu mendoakannya dengan doa waktu Nabi Ibrahim dibakar oleh Raja Namrud dan membasuhnya dengan air itu. Ia juga diminta untuk melakukan shalat Tobat.
Ia pun bergerak untuk melakukan shalat. Di rakaan kedua, ia merasa badannya ringan. Usai shalat, ia merasa panas tubuhnya menurun. “Saya bahkan sempat membaca Alquran meskipun tajwid saya waktu itu tidak bagus,” ujarnya. “Subhanallah!” kata itu yang selalu keluar dari bibirnya jika mengingat kebesaran Allah yang dilimpahkan baginya.
14.33
|
Label:
Artikel
|
Waktu
Pesan, Kesan dan Saran
Tentang
- asy-syifa
- Aku ingin seperti Melati tak pernah berdusta dengan apa yang ditampilkannya. Ia tak memiliki warna dibalik warna putihnya. Ia juga tak pernah menyimpan warna lain untuk berbagai keadaannya,.
Blog Archive
-
▼
2010
(85)
-
▼
Agustus
(58)
- Hak-Hak Wanita, Sebuah Tinjauan Sejarah
- Di Malam Kala Bulan Melingkar Tasbih
- Wanita yang Mengajari Suaminya
- Ketika Takdir Menguji Cinta
- Tujuh Indikator Kebahagiaan Dunia
- Aku Akan Menuju Syurga
- Sakaratul Maut
- Untaian Mutiara HIkmah vol. 3/I edisi Ramadhan
- Saudariku, Aku Menggugah Rasa Malumu,...
- Tanda 100 Hari Mau Meninggal
- Call Centre Tidak Pernah Ada Nada Sibuk..
- Shalat Malam di Bulan Ramadhan
- Ibunda, Mengapa Engkau Menangis?
- Sunnah-Sunnah yang Ditinggalkan di Bulan Ramadhan
- Hak dan Kewajiban Wanita dalam Islam
- Nasihat untuk Wanita Muslimah (revisi)
- Allah Masih Sayang
- Kisah Imam Ghazali dan Muridnya
- Mimpi yang Membawa Hikmah..
- sudah kah???
- Wali Allah yang Shalat Di Atas Air..
- Aku Ingin Mencintaimu Dengan Sederhana
- Rahasia Tidur dan Shalat Tahajjud
- Keistimewaan Wanita di Mata Islam
- Wanita Pilihan Allah
- Taubatnya Malik bin Dinar -Rohimahullah-
- Nilai Kita di Mata Orang-Orang yang Mencinta
- Lelaki Pilihan Allah
- Kesudahan yang Berlawanan..
- Indahnya Beristrikan Sholihah
- Tahajud Atasi Depresi
- Pintu Syurga untuk Muslimah
- Kisah pernikahan Rasulullah dan Siti Khadijah..
- Akhlak Mulia - Sebuah Solusi Penyembuh Penyakit Se...
- Khalifah Umar bin Abdul Aziz..
- 13 Sifat Perempuan Yang Tidak Disukai Laki-Laki
- Mengisi Waktu di Bulan Ramadhan
- Kisah 7 Butir Batu
- Wanita Ahli Syurga
- 13 Sifat Laki-laki Yang Tidak Disukai Perempuan
- Munajat
- Bisnis Ala Rasulullah
- Sungguh luar biasa Allah menciptakan ma...
- Malaikat Kecilku..
- Bidadari Syurga..
- Perjalanan yang Jauh..
- Meraih Berkah Ramadhan..
- 10 Hal yang Mendatangkan Cinta Allah..
- Khutbah Rasulullah menjelang Ramadhan
- Dahsyatnya Ujian Wanita dan Dunia
- Asy-Syifa radhiyallahu 'anha
- Ikhtiar dan Do’a: Upaya Menuju Kehidupan Bahagia
- Hanya Tuhan yang Tahu..
- Permata yang Dicari..
- Remaja Jatuh Cinta
- Munahajah Cinta
- Tentang Perpisahan
- Untukmu....
-
▼
Agustus
(58)
0 komentar:
Posting Komentar